Komando Distrik Militer 0710/Pekalongan menyita 1.317 lembar bendera Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dari pengusaha percetakan asal Kelurahan Bener, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, Imam Kamaludin, 55 tahun, Jumat, 5 September 2014.
"Diduga bendera itu dipesan untuk peringatan hari ulang tahun GAM pada 4 Desember," kata Komandan Kodim 0710/Pekalongan Letnan Kolonel (Inf) Riza Anom Putranto, Jumat, 5 September 2014. Dari 1.317 bendera merah bergambar bulan sabit dan bintang putih itu, 1.257 bendera lain sudah siap dikirim. Adapun 60 lembar lain rusak karena proses cetak kurang sempurna. (Baca juga: Bendera GAM Dikibarkan di Kampanye Partai Aceh)
Sebelum menyita seribuan bendera, Riza mengatakan, anggotanya telah melakukan pengintaian selama dua bulan. Dari hasil penyelidikan sementara, 50 sampel bendera telah dikirim Imam kepada pemesannya di Jakarta, beberapa waktu lalu. Namun, Riza belum bersedia mengungkap identitas pemesan bendera itu.
Riza menuturkan, Imam menerima pesanan membuat 5.000 bendera GAM berukuran 97 x 67 sentimeter senilai Rp 14 juta. "Dua hari lalu, dia (Imam) sudah ditransfer Rp 7 juta," ujarnya. Imam, kata Riza, sempat ragu menerima pesanan itu karena tahu bendera tersebut terlarang. Maka itu, Imam mencetaknya secara sembunyi-sembunyi.
Data yang dihimpun Tempo, bendera GAM itu dicetak di rumah Imam di Jalan Jlamprang Nomor 71, Kelurahan Krapyak, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan. Setelah dicetak, bendera itu kemudian dijahit di rumah kerabat Imam, Nisriah, 40 tahun, dan Herlina, 45 tahun, warga Jalan Cendrawasih, Kelurahan Bener, Kabupaten Pekalongan.
Kodim 0710/Pekalongan berkoordinasi dengan kepolisian untuk mendalami keterangan dari Imam untuk pengembangan penyidikan. Sumber Tempo dari Kodim 0710/Pekalongan mengatakan Imam mendapat pesanan bendera GAM itu dari seorang kenalannya. "Temannya itu orang Medan, tapi istrinya orang Aceh," kata sumber itu #tempo
0 Response to "5000 Bendera Gam Dipesan di Pekalongan"
Posting Komentar