Advertisement
Pabrik limun dengan merk dagang ‘Oriental’ itu ada sejak tahun 1910-an. Sempat jaya di tahun 1970-an. Penerus usaha tersebut, sekarang, merupakan generasi ke-4. “Pabrik ini bahkan sudah ada sebelum Coca Cola mendirikan pabriknya di Indonesia,” timpal Hermawan, Koordinator Forum Komunitas Hijau Kota Pekalongan.
Tak ingin menyiakan kesempatan bertemu ‘barang langka’, peserta Bukan Jalan-jalan Biasa itu sepakat membeli beberapa botol limun. Harga jual per botol di tingkat konsumen cukup murah, hanya Rp 3.200. Tak kurang, ada 20-an botol limun yang mereka beli. Sebagian diminum di lokasi, sebagian lagi dibawa pulang sebagai kenang-kenangan.
Meski mentari sudah mulai memancarkan panasnya, para peserta tak hilang semangat untuk tahu lebih dalam tentang Pekalongan Heritage lainnya. Dari pabrik limun, mereka beranjak ke sekitar Jembatan di atas Kali Loji.
Secara singkat, dijelaskan kalau jembatan yang menjadi saksi sejarah di Kota Batik ini dibangun pada tahun 1890. “Jembatan ini berada di atas Kali Loji. Fungsinya menghubungkan pusat pemerintahan masa itu, dengan pasar. Dulunya kali ini bernama Kali Kupang,” ungkap sang narasumber.
Perjalanan dilanjut ke bangunan kuno dan bersejarah lainnya. Diantaranya, ke gedung Sositet (kini jadi GOR Jetayu), Gedung PT Pertani (Persero), Gedung Karesidenan (dibangun tahun 1850), gedung Batik TV, hingga ke Kantor Pos Pekalongan (dibangun 1900).
Tak lupa, mereka juga melihat titik 0 Kilometer (Nol Km) Kota Pekalongan. Titik nol itu ditandai dengan sebuah tugu, yang tak ubahnya seperti patok pembatas, setinggi kurang lebih satu meter. Dibangun tahun 1850-an. Lokasinya berada di salah satu sudut Lapangan Jetayu. Ciri khasnya, pada tugu tersebut terdapat tulisan Mylpaal. (*) (way hd/radarpekalongan)
oh ya untuk yang ingin gabung di akber pekalongan bisa follow Ikuti @akberpekalongan
9 out of 10 based on 10 ratings. 9 user reviews.
0 Response to "Pabrik Limun Tertua Di pekalongan Ada Sejak Tahun 1910"
Posting Komentar