Advertisement
Asal Muasal Tradisi Syawalan di Pekalongan
Asal muasal tradisi syawalan ini adalah sebagai berikut, pada tanggal 8 Syawal masyarakat Krapyak berhari raya kembali setelah berpuasa 6 hari, dalam kesempatan ini, mereka membuat acara ‘open house’ menerima para tamu baik dari luar desa dan luar kota. Hal ini diketahui oleh masyarakat diluar krapyak, sehingga merekapun tidak mengadakan kunjungan silaturahmi pada hari-hari antara tanggal 2 hingga 7 dalam bulan Syawal, melainkan berbondong-bondong berkunjung pada tanggal 8 Syawal. Yang demikian ini berkembang luas, bahkan meningkat terus dari masa ke masa sehingga terjadilah tradisi Syawalan seperti sekarang ini.
Pemotongan lopis ini pertama kali dilakukan pada tahun 1965 oleh bapak Rohmat yang merupakan kepala daerah setempat. Lopis merupakan makanan yang terbuat dari ketan yang memiliki daya rekat kuat bila sudah direbus dan dimasak.
Lopis ini melambangkan persatuan dan kesatuan negara indonesia. Lopis ini dibungkus dengan daun pisang, diikat dengan tambang dan direbus selama 4 hari 3 malam. Butir-butir ketan tersebut tidak akan tercerai-berai dan akan tetap menjadi satu kesatuan. Lopis dibungkus dengan daun pisang karena pisang tidak akan mati sebelum berbuah atau dengan kata lain tidak mau mati sebelum berjasa atau meninggalkan sesuatu bagi generasi yang akan datang.
Pembuatan Lopis tersebut menghabiskan dana sebesar 3,5 juta rupiah. Dana tersebut didapatkan dari para donatur dan iuran warga setempat. Lopis ini juga pernah masuk Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai lopis terbesar se-Indonesia.
selain lopis raksasa tradisi syawal lainnya di pekalongan adalah dengan pelepasan balon udara, setiap tangal 8 syawal pagi langit pekalongan dihiasi oleh ribuan balon udara, suasa semakin tegang dengan adanya petasan atau mercon meldak di udara serasa berada di tengah medan perang, untuk pemasangan petasan dan pelepasan balon bisa di liat disini
kirab acara syawalan di krapyak pekalongan |
arak arakan syawalan di krapyak |
peserta arak arakan syawalan |
0 Response to "Meriahnya Tradisi Syawalan di Kota Pekalongan"
Posting Komentar