Warga Manfaatkan Padatnya Jalur Alternatif Pemalang-Pekalongan untuk Berjualan

Advertisement

Selalu ada kesempatan di balik kesulitan. Sepertinya kalimat tersebut yang paling cocok menggambarkan apa yang dirasakan warga Pemalang, Jawa Tengah sejak amblesnya Jembatan Comal pada Kamis (17/7) lalu.

Padatnya lalu lintas di jalur alternatif Pemalang-Pekalongan membuat para pengendara kelaparan dan kehausan. Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh penduduk sekitar untuk menyediakan kebutuhan pengendara yang terjebak macet berjam-jam itu.

Pantauan di lokasi, sepanjang jalan dari Jalan Raya Ujung Gede hingga Jalan Raya Tegalsari, Kemuning, Pemalang, tampak belasan warga yang berjualan nasi bungkus, mi instan, makanan ringan dan minuman.
Tampak juga beberapa rumah yang menyediakan MCK bagi pengendara yang hendak membuang hajat.

"Lumayan untuk pemasukan," kata warga Tegalsari Timur, Elka (17) di Tegalsari, Pemalang, Jawa Tengah, Minggu (20/7/2014).

Elka mengatakan, selama Jembatan Comal ambrol, ia meraih untung rata-rata per hari sebesar Rp 70 ribu dari hasil penjualan nasi bungkus. Bagi dirinya, uang Rp 70 ribu bukanlah angka kecil.

"Soalnya sekarang ini saya masih nganggur. Baru lulus kemarin," katanya.

Penjual nasi bungkus lain juga mengatakan hal serupa. Linanda mengaku, selama 2 hari ini pemasukannya bertambah. Nasi jualannya selalu habis terjual bahkan harus memasak 2 kali.

"Kemarin diborong orang yang naik travel. Terus saya masak lagi," ujar Linanda. (Detikcom)

0 Response to "Warga Manfaatkan Padatnya Jalur Alternatif Pemalang-Pekalongan untuk Berjualan"

Posting Komentar